Selasa, 16 Juni 2009

Boys Before Flower Vs Meteor Garden



yuhuuuuuuuuuuu
ada serial korea baru nih di Indosiar
Thx GOD!!!
setelah berapa lama, akhirnya ada juga serial korea yang greget n bikin aku rela tidur tengah malem
BBF nieh walopun mirip bgt ceritany ama meteor garden ( bukan mirip, dua serial ini beradaptasi dari komik yang sama) tapi toh tetep asik di tonton
tokoh utamanya masih F4, kini diperankan oleh artis2 korea
berbeda dengan Meteor Garden yang berbeda dengan komiknya, BBF ini mirip bgt ama komiknya.
ini versi komik yang di " wujudkan" secara nyata deh
seru deh ceritanya, apalagi artis Korea yang memerankan tiap tokoh disitu pada enak2 dilihat kok
gag kalah ama F4nya Taiwan

well, selamat menonton ya!

Komik Indonesia, Kurang apa ya?

Hem lagi- lagi tentang komik,

Emang gak ada habisnya kalo kita membahas komik. Sejarah komik di Indonesia mulai muncul pada penjajahan Belanda disekitar tahun 1930an. Media Belanda pada waktu itu, contohnya De Java Bode dan D’orient, memuat komik di dalamnya seperti komik Flippie Flink and Flash Gordon. Perkembangan komik di Indonesia mulai terlihat tahun 1950an, dimana media di beberapa kota menggambarkan kisah heroiknya dalam menghadapi Belanda. Sebagian pengamat komik beranggapan bahwa inilah komik pertama yang ditulis oleh anak bangsa sendiri ( Wikipedia.com).

Sebenarnya saya pun tidak terlalu tau mengenai sejarah perkembangan komik di Indonesia awalnya seperti apa ( hehe), yang saya tau waktu kecil,definisi komik dalam pikiran saya adalah Doraemon, Dragonball, Sailormoon dan beberapa komik lainnya yang diekspor dari Negara Matahari Terbit. Komik adalah cerita dengan gambar dan kalimat singkat yang dikemas dalam buku kecil dan tebal, itu pendapat saya dulu mengenai komik. Tak pernah terpikir dan menyebut bahwa cerita bergambar yang dikemas apik dan berwarna di Media anak- anak, Bobo, seperti Petualangan Nirmala dan Oki, Bona dan Rong- rong serta kisah sehari- hari Bobo dan keluarganya adalah juga komik. Kisah bergambar tersebut dapat difenisikan sebagai komik. Saya pun kala itu tak tau, bahwa ada beberapa karya anak negeri yang dibukukan layaknya komik. Seperti cerita Si Buta dari goa Hantu ataupun Panji Tengkorak. Saya lebih terhanyut dengan cerita Doraemon ketimbang cerita si Buta dari goa hantu. Terlebih, saya pun tidak mengetahui ada jenis komik itu.

Teman- teman seumuran saya pun mengkonsumsi jenis komik yang tak jauh berbeda dengan apa yang say baca. Umm, sepertinya waktu itu saya ( bahkan) tak menemui teman yang membaca komik karya anak negeri. Jangan- jangan definisi teman- teman saya hampir sama dengan saya, bahwa komik adalah cerita bergambar yang berasal dari negeri Jepang. Namun selidik punya selidik, ada satu teman saya yang dulu ternyata ( sekedar) mengetahui keberadaan komik karya anak negeri sendiri, namun toh dia tetap memilih membaca komik Jepang dengan alas an gambar dan cerita yang disuguhkan komik jepang lebih bagus.

Kalau dipikir- pikir lagi mungkin ada benarnya teman saya ini, bila sekarang seseorang disuguhkan pilihan antara komik Dragonball atau komik Si Buta dari Goa hantu, mungkin akan lebih banyak yang membaca komik Dragonball ( bener gak ya? Hehehe). Mungkin ini pertanda bahwa komik Indonesia belum mampu bersaing dengan komik dari luar. Musuh terbesar komik Indonesia adalah komik Jepang ( yang lebih dikenal dengan sebutan komik Manga), Dibanding dengan komik- komik dari negara lain yang beredar di Indonesia.

“ Komik Indonesia ( Cergam) sebenarnya udah bagus. Cuma dalam hal cerita dan konsep masih belum bisa bersaing dengan komik Jepang. Promosi komik Jepang lebih tokcer. Selain itu manga ceritanya gak terbatas, dari segala usia dan untuk siapa pun. Komik Indonesia terkadang lebih diperuntukkan untuk anak- anak. Kalau pun ada untuk orang dewasa, komik tersebut kurang dikemas secara menarik.” Ungkapan tersebut dilontarkan salah satu teman saya yang maniak dengan komik Manga. Saat itu saya mempertanyakan bagaimana bila komik Indonesia dibandingkan dengan komik manga? “ Konsep komik Indonesia kurang dikemas apik, beda dengan komik manga. Liat saja komik Naruto yang laris manis, itu disebabkan konsep ceritanyanya yang bagus. Terdapat nilai- nilai positive dalam penceritaannya.” Teman saya menambahkan. Benar juga sih, bahkan teman saya ada yang meneliti nilai- nilai positive dalam komik Naruto untuk dijadikan bahan ujian akhirnya.

Kurang tersegmentasi dan kurang promosi. Mungkin itu inti yang saya tangkap dari pendapat teman saya seputar komik Indonesia. Tak heran dia mengatakan seperti itu. Komik manga diperuntukkan untuk segala macam usia. Ada serial cantik yang biasanya untuk pembaca perempuan, ada untuk anak kecil, bahkan untuk semua umur. Ceritanya pun beragam, dari kehidupan sehari- hari, perjuangan melawan monster, drama romantis, penyelidikan bahkan olahraga. Semua jenis komik manga bermacam- macam konsep cerita yang dapat dinikmati.

Teman saya yang lain mengatakan hal serupa, dia berkata,

“ Sebenarnya seneng banget bisa ngeliat semangat anak negeri untuk membuahkan karya komik dengan gaya dan cerita orisinil Indonesia, tapi kok rasanya konsepnya terlalu sempit dan dikemasnya kurang menarik. Makanya saya lebih memilih membaca komik luar ketimbang membaca komik Indonesia sendiri. Lagian, saya juga gak begitu tau tentang komik Indonesia. Yang saya tau, komik Indonesia yang pernah beredar ya seperti cerita Si Buta dari Goa hantu atau Wiro Sableng . Itupun saya ketahui setelah dua judul tersebut ditayangkan di tv. Ternyata kisah ini diangkat dari cerita komik ya?”

Kurang promosi? Saya ragu untuk membenarkan hal ini. Promosi yang dilakukan cukup gencar kok. Tapi kenapa ya informasi mengenai komik Indonesia ataupun adanya pameran komik tetap saja berasa kurang ada “ gaungnya”, kurang greget. Teman saya kadang kesal dengan informasi yang diperolehnya selalu telat mengenai pameran komik. “ Gak tau nih, saya sering banget telat dapet informasi kalo ada komik Indonesia yang edar atau kalo ada pameran.” Bicara mengenai promosi, agak takut nih saya ( hehe takut salah), terkadang promosi akan lancar berjalan bila kualitas dari sesuatu itu baik. Tapi toh ada juga yang kualitasnya baik namun karena tidak berpromosi ya jadinya sama aja.

Sepertinya untuk tingkat promosi komik Indonesia perlu ada terobosan nih. Pameran komik akan sangat membantu untuk berpromosi komik- komik Indonesia. Perkembangan komik Indonesia dapat diupdate melalui acara pameran tersebut. Selain itu, adanya pameran komik. Dapat mengenalkan masyarakat terhadap insan- insan komik yang ada di Indonesia. Emang, saya dan beberapa teman saya belum pernah mengunjungi pameran komik, namun media satu ini mungkin salah satu jalan yang paling ampuh untuk mengenalkan karya anak negeri. Adanya pameran komik diharapkan dapat membuat komik Indonesia dikenal khalayak luas. Bravo komik Indonesia!