Senin, 20 September 2010

Heroic Movie…Merah Putih



Gag begitu banyak film tentang perjuangan bangsa Indonesia. Kalau pun ada pasti bisa dihitung dengan jari. Ada film- film perjuangan yang memang mendidik, memberikan dan menginformasikan tentang perjuangan para tentara dan pahlawan kita dulu, namun ada juga film perjuangan yang sadis, G 30 S PKI contohnya…haduwhhh nonton ini bener2 bikin merinding. Dan aku gag pernah sukses nonton sampe akhir..saking takutnya..hehe..
Di era baru ini, hadirlah sebuah film perjuangan yang digarap apik dengan sejumlah bintang2 yang udah mahir di bidangnya, yang paling penting adalah bisa cucimata dikala nonton filmnya..hehe…judul filmnya Merah Putih garapan sutradara Yadi Sugandi n Rob Connor Allyn. Film ini terasa special karena menghadirkan Adam Howart sebagai special effect di film. Beberapa peristiwa pengeboman terlihat di film Merah Putih yang dirilis pertama kali tanggal 13 Agustus 2009. Adam Howart sendiri merupakan special effect maker yang didatangkan langsung dari Luar. Hemm, bukan maksud membanggakan luar negeri sih, tapi emang film satu ini terasa beda dengan special effectnya yang belum pernah ada difilm- film Indonesia.
Fim Merah putih I, menceritakan bagaimana para laki- laki Indonesia datang dari berbagai penjuru Indonesia untuk berjuang bersama mengangkat senjata melawan Belanda, walaupun disaat itu Indonesia sudah merdeka. Inilah tokoh sentral di Merah Putih I


1. Amir ( Lukman Sardi): dia adalah seorang guru yang akhirnya meepaskan pekerjaannya untuk bergabung bersama lelaki lainnya. Dilatih menjadi prajurit di camp2. Sikapnya yang santun, bijak dan penuh strategi membuatnya diangkat menjadi kapten II





2. Surono ( Zumi Zola): Anak dari saudagar kaya di Jakarta. Pintar dan berkuliah di Belanda. Tampan dan bersahaja dengan sejuta ide2nya. Dia diangkat menjadi Kapten I. Namun dia harus tewas tertembak Belanda.


3. Marius ( Darius Sinatrya): teman seangkatan Surono. Kaya raya, sangat pintar di teori namun ‘jelek’ di praktek. Marius diceritakan sangat penakut dan tembakannya selalu meleset.




4. Tomas ( Donny Alamsyah): seorang petani miskin yang datang dari Manado. Seorang pemeluk agama Kristen. Kuat dan pantang menyerah. Sering berselisih dengan Marius.





5. Dayan ( T Rifnu Wikana): pemuda Bali yang taat. Tidak banyak omong.



Kelima pemuda tersebut bersatu padu melawan Belanda. Sampai suatu saat prajurit di camp mereka habis, tewas oleh peledakan yang dilakukan Belanda. Mereka berlima berjalan untuk menemui pasukan panglima Sudirman. Diperjalanan banyak aral melintang yang mereka harus lewati. Diakhir cerita, Amir, Marius, Tomas dan Dayan berhasil menyusul ke camp Belanda dan meledakkan iring2 an bahan bakar Belanda. Ini membuat pasukan Belanda kocar- kacir…




Merah Putih II Darah Garuda



Berbeda dengan Merah Putih I yang dirilis bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2009, tahun 2010 ini, Darah Garuda dirilis sebulan setelahnya, tanggal 8 September 2010. Ini dilakukan karena bertepatan dengan libur lebaran. Dimana semua keluarga berkumpul dan bisa menghabiskan waktu bersama serambi menonton film ini.
Kali ini film Merah Putih II lebih seru dan terlihat banyak action mencekam di dalamnya. Aksi- aksi para pemainnya begitu terlihat dibanding film pertama. Terdapat beberapa pendatang baru di film kedua ini, diantaranya Ariyo Bayu ( Sersan Yanto) dan Prajurit Budi ( Aldy Zulfikar).






Keempat pemuda tersisa menerobos camp Belanda dan melepaskan Melati ( Istri Amir) dan Senja ( Adik Surono) serta Lastri ( Astiqoh Hasiholan). Perjalanan berlanjut. Akhirnya mereka bertemu dengan prajurit panglima Sudirman. Mereka berempat ditugaskan untuk menghancurkan camp2 vital Belanda, seperti markas besar, markas bahan bakar, markas senjata dan markas angkatan udara. Ditengah perjalanan, Dayan tertangkap Belanda dan dipaksa untuk berbicara apa strategi yang sedang dijalankan prajurit Indonesia. Karena Dayan menolak bicara, Belanda dengan sadis memotong lidah Dayan dan membuang Dayan begitu saja. Beruntung, Lastri yang menjadi pelacur menemukan dan mengobati Dayan.
Prajurit yang tersisa melanjutkan perjalanan, ditengah perjalanan mereka bertemu dengan pasukan kyai ( Alex Komang). Pak Kyai meminta Amir untuk mengembalikan ‘ bom2’ dari Belanda. Tomas, berhasil mengebom markas besar Belanda. Markas besar belanda ini bersetting di Lawang Sewu – Semarang-



Diakhir cerita, mereka berhasil ‘ melumpuhkan’ markas2 penting belanda. Dengan kepiawaian Marius mengemudikan pesawat, mereka kabur melalui jalan udara. Dayan pun kembali bersatu dengan mereka.




Di film kedua ini banyak pelajaran yang dapat dipetik, pertama, ternyata, walaupun sudah merdeka di tahun 1945, masih banyak rakyat Indonesia yang tidak mengetahui adanya Republik Indonesia. Mereka masih berpikir adanya blok2 pulau. Contohnya saja prajurit pak Kyai yang tidak mengetahui adanya Republik Indonesia. Kedua, banyak prajurit Indonesia yang membelot dan membantu belanda. Menjadi pengkhianat demi mendapatkan harta. Ini terjadi pada sersan Yanto yang berasal dari keluarga pedagang. Dia berkhianat dan membocorkan rahasia pasukan jendral Sudirman kepada Belanda. Pelajaran lainnya adalah, masih banyak yang menganggap bahwa agama lain selain islam dan suku diluar jawa, tidak sebaik dan searif orang islam-jawa. Ini terlihat beberapa orang yang memandang negative Tomas yang berasal dari manado dan beragama Kristen serta Dayan dari Bali pemeluk Hindu. Keberagaman Indonesia belum didukung dengan bersatu padunya para prajuritnya. Namun toh, lewat film ini terlihat, bahwa yang ada hanyalah Republik Indonesia. Bukan jawa, bali, Sulawesi, ato islam, Kristen bahkan hindu.
Film ini mengajarkan dan mengingatkan kita arti pentingnya ‘ kemerdekaan’. Setelah ngeliat film ini, saya jadi kepikiran, apa jadinya ya kalau dulu tidak ada para pejuang yang kini namanya saja sudah kita lupakan ? mereka berjuang dengan keras demi mendapatkan kemerdekaan, demi Belanda agar pergi dari Indonesia. Mereka tidak memperdulikan nyawa mereka yang menjadi taruhan, meninggalkan keluarga tercinta demi berjuang. .pernah kepikiran gag?
Acting para sineas muda kita yang berperan dalam film ini patut diacungi jempol, dibalik beberapa kabar negative tetang film ini ( ada beberapa penonton yang tidak menyukai film ini), perlu dipikirkan, banyak yang bisa diambil dalam film ini. Salah satunya adalah mengingat perjuangan yang dilakukan para pendahulu kita..film ini adalah suatu bentuk apresiasi generasi muda sekarang untuk para pejuang yang rela berkorban demi kemerdekaan bangsa…

Hemm, saya jadi gak sabar nih nunggu film lanjutannya, yang merupakan sekuel terakhir dari film ini, Merah Putih III Hati Yang Merdeka…saya sudah berjanji kepada tiga teman saya untuk menonton film ini bertiga, bersama- sama tahun depan, ngecengin para pemainnya yang sudah beristri …huhuhu

MERDEKA!